Selasa, 26 April 2016

Laporan Farmasi Fisika II Penentuan Tegangan Permukaan




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan kedalam. Tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam sistem cgs. Sedangkan tegangan antarmuka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, dan seperti tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan antarmuka selalu lebih kecil daripada tegangan permukaan karena gaya adhesif antara dua fase cair yang membentuk suatu antarmuka lebih besar daripada suatu fase cair dan suatu fase gas yang berada bersama-sama (Martin dkk., 1993). 
Tegangan permukaan (ɣ) suatu cairan dapat didefinisikan sebagai banyaknya kerja yang dibutuhkan untuk  memperluas permukaan cairan sebanyak satu satuan luas. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan. Cara yang paling mudah dan sederhana adalah dengan metode kenaikan kapiler. Pada metode ini semua tabung kapiler yang bersih dengan jari-jari r dimasukkan dalam cairan yang akan di ukur tegangan permukaannya. Permukaan cairan akan naik sampai gaya gravitasi sama dengan gaya ke atas yang disebabkan tegangan permukaan (Bird dan Tony., 1987).
Tegangan antar muka adalah gaya per satuan panjang yang terjadi pada antar muka antara fase cair yang tidak dapat tercampur. Seperti tegangan muka, satuannya adalah dyne/cm. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari tegangan muka, sebab gaya adesi antara dua fase cair yang membentuk antar muka lebih besar dari gaya adesi antara fase cair dan fase gas yang membentuk antar muka. Pada metode kenaikan kapiler, gaya yang ada antara molekul-molekul yang sama dikenal sebagai gaya kohesif. Gaya yang ada antara molekul-molekul yang tidak sama, seperti gaya antara zat cair dan dinding dari tabung kapiler gelas, dikenal sebagai gaya adesif. Bilamana gaya adesif antara molekul zat cair dan dinding kapiler itu lebih besar daripada gaya kohesif maka zat cair tersebut dikatakan membasahi dinding kapiler yaitu menjalar melalui dinding dan naik dalam tabung (Moechtar., 1990).
B.       Rumusan Masalah
            Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana cara mengetahui penentuan tegangan permukaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya ?
C.      Tujuan
            Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui penentuan tegangan permukaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.



D.      Manfaat
            Manfaat dari percobaan ini adalah agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara penentuan tegangan permukaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memperluas permukaan sebesar 1 cm2 atau 1 m2, yang dinyatakan dalam dyne per cm atau Newton per m. Tegangan permukaan suatu cairan merupakan fenomena dari ketidakseimbangan antara gaya-gaya yang dialami oleh molekul-molekul yang berada di permukaan. Penerapan fosfolipida dalam produk pangan terutama berdasarkan pada aktivitas permukaannya. Oleh karena itu, lesitin digunakan sebagai emulsifier dalam produk pangan seperti margarin, mayonaise, coklat, dan es krim, sebagai pengembang kue, dan agen pencegah basi dalam roti dan produk roti. Tegangan permukaan merupakan fenomena yang terjadi bila terdapat batas antara dua senyawa. Tegangan permukaan biasanya dianggap sebagai sifat dari cairan. Molekul-molekul pada permukaan cairan mempunyai sifat khusus yang tidak dimiliki oleh sebagian besar molekul dalam cairan, yaitu mempunyai tegangan permukaan. Molekul dalam cairan mengalami gaya tarik-menarik (gaya van der waals) yang sama besarnya ke segala arah, sedang-kan molekul yang terletak pada permukaan cairan mengalami ketidak seimbangan gaya sehingga menghasilkan gaya resultan yang mengarah ke dalam cairan. Salah satu komponen yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah adanya senyawa “surface active” yang cenderung mengumpul di daerah permukaan. Senyawa ini membentuk lapisan film yang teradsorpsi sehingga menurunkan tegang-an permukaan. (Nasution dkk., 2013).
Cairan memiliki beberapa sifat seperti kepadatan, viskositas, tegangan permukaan dll dari sifat ini dimana tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan kedalam, dimana pada suatu cairan karena yang padat memiliki lebih besar density dibandingkan cair bisa mengapung ke permukaan cairan. Juga bentuk drop diatur oleh milik tegangan permukaan. Kemurnian tertentu mengunyah memutuskan nilai tegangan permukaan. Permukaan ketegangan cairan yang berbeda sesuai dengan berbagai para meter seperti suhu, konsentrasi dipelajari. Cairan dibedakan dari gas, mereka menunjukkan permukaan bebas. Permukaan bebas dari cairan memiliki sifat mekanik tertentu; mech ini sifat anical adalah karena kohesi antara molekul, yang merupakan daya tarik molekul. Gratis permukaan yaitu permukaan cairan dari pemisahan antara tindakan cair dan cair atau gas seperti membentang (elastis) Membran tipis, membran ini berada di bawah ketegangan dan mencoba untuk kontrak. Properti cairan yang bebas menunjukkan kontrak kecenderungan ini disebut permukaan ketegangan (Shinde dkk., 2015)
Tegangan permukaan dan tegangan antarmuka diukur dan data-nya dicocokkan dengan persamaan keadaan permukaan yang diturunkan dari isoterm Langmuir. Persamaan keadaan mencirikan adsorpsi dan memberikan informasi menge-nai cakupan (coverage) permukaan, laju adsorpsi dan desorpsi, dan luas yang ditem-pati oleh molekul surfaktan pada antarmuka. Pengaruh beberapa surfaktan non-ionik terhadap tegangan permukaan dan tegangan antarmuka pada antarmuka air-udara dan air-minyak telah dipelajar, Dari pengeplotan tegangan antarmuka versus konsentrasi surfaktan dalam badan larutan (c), jumlah surfaktan yang teradsorp pada antarmuka dapat ditentukan. Persama-an keadaan permukaan yang diturunkan dari isoterm Langmuir atau Frumkin dapat digunakan untuk mencocokkan data-data ini. Perilaku tegangan permukaan penting di berbagai bidang aplikasi, dan di dalam proses biologi dan biokimia. Aliran dalam kapiler dan media berpori dipengaruhi oleh tegangan permukaan. Dalam sistem biopro-ses, tegangan permukaan mempengaruhi tingkat oksigenasi air dengan mempengaruhi koefisien perpindahan massa. Tegangan permukaan juga penting dalam pemrosesan metal dan tekstil, produksi pulp dan kertas, dan formulasi farmasi. Pengukuran tegangan antarmuka hampir sama dengan pengukuran tegangan permu-kaan. Tegangan antarmuka menggunakan dua cairan yang berbeda tingkat kepolaran-nya (Adisalamun dkk., 2012).
MES merupakan surfaktan anionik yang dibuat melalui proses sulfonasi dari Fatty Acid Metil Ester (FAME) yang menggunakan pereaksi kimia yang mengandung gugus sulfat atau sulfit. MES dapat digunakan untuk bahan pembersih dan banyak diaplikasikan pada industry deterjen karena memiliki sifat aktif permukaan dan tahan terhadap air sadah. peningkatan konsentrasi asam sulfat dan suhu reaksi akan menurunkan nilai penurunan tegangan permukaan, tegangan antar muka, dan meningkatkan stabilitas emulsi. menunjukkan bahwa α MES dari jarak pagar memiliki aktifitas permukaan yang mampu menurunkan tegangan antar muka dari surfaktan dengan crude oil dari 18,4 dyne/cm menjadi 3,92 dyne/cm. Faktor konsentrasi reaktan berpengaruh nyata terhadap penurunan tegangan permukaan, tegangan antar muka, stabilitas emulsi, dan nilai kromasitas (warna) MES (Hidayati dkk., 2012).
            Suatu zat yang bersifat aktif permukaan yang dapat menurunkan tegangan antarmuka (interfacial tension, IFT) minyak-air. Memiliki kecenderungan untuk menjadikan zat terlarut dan pelarutnya terkonsentrasi pada bidang permukaan. molekul yang bermuatan negatif pada bagian hidrofilik atau aktif permukaan (surface-active). Sifat hidrofilik disebabkan karena keberadaan gugus ionik yang sangat besar, seperti gugus sulfat atau sulfonat. jenis minyak yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan metil ester sulfonat (MES) adalah kelompok minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak sawit, minyak inti sawit, stearin sawit, minyak kedelai, atau tallow (Hidayati., 2009)
Pada permukaan temu (antarmuka) antara zat cair dan gas, atau antara dua zat cair yang tidak bercampur, timbul gaya-gaya di permukaan cairan yang menyebabkan permukaan tersebut berperilaku seakan-akan merupakan suatu membrane yang membentang pada seluruh massa fluida. Berbagai jenis fenomena permukaan ini disebabkan oleh ketidakseimbangan gaya-gaya kohesi yang bekerja pada molekul-molekul cairan pada permukaan fluida. Nilai dari tegangan permukaan berkurang jika temperature meningkat. Ketinggian h ditentukan oleh nilai tegangan permukaan (Munson dkk., 2004).
Makin besar peningkatan tegangan muka lantaran perluasan film mendadak, makin besar pula gaya pelawan yang hendak mengembalikan kedudukan semula. Permukaan larutan udara totalnya sangat besar dibandingkan permukaan tetes cairan dengan volume cairan sama dengan yang membentuk film gelembung tersebut. Jadi  walaupun energy permukaan film tipis minimum bila berbentuk gelembung bulat, tetapi energy permukaan itu jauh lebih besar daripada tetesan bervolum cairan sama (Hartomo dan Widiatmoko., 1993).




















BAB III
METODE PERCOBAAN
A.      Waktu dan Tempat
                 Praktikum farmasi fisika II percobaan penentuan tegangan permukaan dilakukan pada hari rabu tanggal 6 Januari 2015, pukul 08.00 – 11.00 WITA, di Laboratorium Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo.
B.       Alat dan Bahan
1.    Alat
            Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
a.    Botol vial
b.    Gelas kimia 100 ml dan 250 ml
c.    Gelas ukur 25 ml
d.   Hot Plate
e.    Pipa kapiler
f.     Pipet tetes
g.    Sendok tanduk
h.    Timbangan analitik
2.    Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
a.    Akuades
b.    Etanol 96 %
c.    Minyak goring
d.   Garam
e.    Gula
f.     Tissue













C.      Prosedur Kerja
1.     
Piknometer
Penentuan densitas
-          Ditimbang dalam keadaan kosong
-          Diisi dengan sampel yang akan ditentukan densitasnya
-          Ditimbang dalam keadaan berisi
-          Ditentukan densitas masing-masing sampel

-           
 






                                        

Densitas akuades      =  ,001066  Kg/
Densitas etanol          =  0,0008464  Kg/
Densitas minyak        =   0,0009404 Kg/










2.      Penentuan tegangan permukaan
Etanol
-          Dimasukkan masing-masing sampel ke dalam gelas kimia
-          Dicelupkan pipa kapiler pada masing-masing permukaan sampel
-          Ditunggu hingga kenaikan pada pipa kapiler konstan
-          Dihitung tegangan permukaannya
-          Diisi dengan sampel yang akan ditentukan densitasnya
-          Ditimbang dalam keadaan berisi
-          Ditentukan densitas masing-masing sampel
-           
Minyak
Akuades
 







                                        


 Akuades     =  1,007 x  N/
  Etanol        = 0,637 x  N/
  Minyak      = 0,805 x  N/

                            







3.        Penentuan konsentrasi fluida
-          Dilarutkan garam sebanyak 2 gram pada masing-masing sampel sebanyak 15 ml
-          Dicelupkan pipa kapiler pada masing-masing permukaan sampel
-          Ditunggu hingga kenaikan pada pipa kapiler konstan
-          Dihitung tegangan permukaannya
-          Diisi dengan sampel yang akan ditentukan densitasnya
-          Ditimbang dalam keadaan berisi
-          Ditentukan densitas masing-masing sampel
-           
Akuades + Garam
Akuades + Gula
 







                                        


 Akuades + Gula     = 7, 05159 x  N/
  Akuades + Garam = 1,149148 x  N/










4.        Pengaruh suhu terhadap tegangan permukaan
Etanol
-          Dimasukkan masing-masing sampel ke dalam gelas kimia lalu dipanaskan di atas hot plate selama 5 menit
-          Dicelupkan pipa kapiler pada masing-masing permukaan sampel
-          Ditunggu hingga kenaikan pada pipa kapiler konstan
-          Dihitung tegangan permukaannya
-          Diisi dengan sampel yang akan ditentukan densitasnya
-          Ditimbang dalam keadaan berisi
-          Ditentukan densitas masing-masing sampel
-           
Minyak
Akuades
 







                                        



 Akuades     =1,436435 x  N/
  Etanol        = 1,0575768 x  N/
  Minyak      =  x  N/







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
1.      Penentuan densitas
No.
Nama zat
Piknometer kosong (g)
Piknometer + zat (g)
Volume Piknometer
Densitas  (Kg/ )
1
Akuades
19,47
46,12
25
0,001066
2
Etanol
19, 39
40,55
25
0,0008464
3
Minyak
20,03
43,54
25
0,0009404

2.      Penentuan tegangan permukaan
No.
Nama zat
Kenaikan (cm)
Densitas  (Kg/ )
Tegangan permukaan
(N/ )
1
Akuades
2
0,001066
5,2234 x
2
Etanol
4
0,0008464
8,29472 x
3
Minyak
1,4
0,0009404
3,225572 x





3.      Penentuan konsentrasi fluida dan pengaruh viskositas terhadap tegangan permukaan
No.
Nama zat
Kenaikan (cm)
Densitas  (Kg/ )
Tegangan permukaan (N/ )
1
Akuades + Gula
2,7
0,001066
7, 05159 x
2
Akuades + garam
4,4
0,001066
1,149148 x

4.      Pengaruh suhu terhadap tegangan permukaan
No.
Nama zat
Kenaikan (cm)
Densitas  (Kg/ )
Tegangan permukaan (N/ )
1
Akuades
5,5
0,001066
1,436435 x
2
Etanol
5,1
0,0008464
1,0575768 x
3
Minyak
2,8
0,0009404
 x









B.       Pembahasan
                 Farmasi fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu fisika dan mengaplikasikannya ke bidang farmasi. Banyak yang dapat dipelajari difarmasi fisika misalnya rheologi, kelarutan, mikromeritik dan lain-lain. Selain itu, farmasi fisika juga mempelajari tentang stabilitas suatu obat. Farmasi merupakan salah satu bidang professional kesehatan yang mempunyai kombinasi dari ilmu kesehatan, ilmu kimia dan termasuk ilmu fisika. Dalam bidang farmasi tidak hanya mempelajari cara membuat, mencampur, meracik formulasi obat, dan mengidentifikasi bahan obat, tetapi juga mempelajari ilmu fisika.
                 Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan kedalam. Tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam sistem cgs. Sedangkan tegangan antarmuka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, dan seperti tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan antarmuka selalu lebih kecil daripada tegangan permukaan karena gaya adhesif antara dua fase cair yang membentuk suatu antarmuka lebih besar daripada suatu fase cair dan suatu fase gas yang berada bersama-sama
                 Tegangan permukaan (ɣ) suatu cairan dapat didefinisikan sebagai banyaknya kerja yang dibutuhkan untuk  memperluas permukaan cairan sebanyak satu satuan luas. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan. Cara yang paling mudah dan sederhana adalah dengan metode kenaikan kapiler. Pada metode ini semua tabung kapiler yang bersih dengan jari-jari r dimasukkan dalam cairan yang akan di ukur tegangan permukaannya. Permukaan cairan akan naik sampai gaya gravitasi sama dengan gaya ke atas yang disebabkan tegangan permukaan.
                 Tegangan antar muka adalah gaya per satuan panjang yang terjadi pada antar muka antara fase cair yang tidak dapat tercampur. Seperti tegangan muka, satuannya adalah dyne/cm. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari tegangan muka, sebab gaya adesi antara dua fase cair yang membentuk antar muka lebih besar dari gaya adesi antara fase cair dan fase gas yang membentuk antar muka. Dengan demikian, jika dua macam zat cair dapat campur sempurna, maka tidak akan ada tegangan antar muka diantara mereka.
Tegangan muka adalah adalah gaya yang terjadi terjadi pada permukaan suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut. Hal ini disebabkan oleh gaya tarik menarik yang tidak seimbang pada antar cairan. Tegangan antar muka adalah tegangan muka yang di ukur pada bidang batas cairan yang tidak saling bercampur. Tegangan muka ini dalam farmasi adalah faktor yang mempengaruhi adsorbsi obat dalam bentuk sediaan padat, penetrasi molekul melalui membrane biologi, penting pada sediaan emulsi dan stabilitasnya.
Faktor yang dapat mempengaruhi tegangan suatu permukaan adalah suhu, dimana Tegangan permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan bertambahnya suhu molekul -  molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh  interaksi antara molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya menurun. misalkan pada tegangan permukan air biasa memiliki tegangan permukaan yang lebih tinggi, dibandingkan dengan tegangan permukaan air yang dipanaskan akan memiliki tegangan permukaan  yang lebih rendah, kemudian faktor lain adalah konsentrasi zat terlarut, dimana konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.
Kerapatan / densitas (D), semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan – muatan atau partikel-partikel dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan makin besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut. Hal ini dikarenakan partikel yang rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya cairan yang mempunyai densitas kecil akan mempunyai tegangan permukaan yang kecil pula. Kerapatan zat cair akan berbanding lurus dengan tegangan permukaan pada zat cair tersebut.  Kerapatan suatu zat berbeda – beda tergantung pada jenis zat serta konsentrasi dari solute pada cairan tersebut.

Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.
Tegangan muka atau tegangan antar muka mempunyai dimensi gaya per unit panjang (dyne/cm) atau tenaga per menit permukaan (erg/cm2). Ada beberapa macam metode untuk pengukuran tegangan muka dan antar muka, yaitu: metode kenaikan kapiler, metode cincin Du Nuoy, metode berat tetesan, tekanan gelembung, tetesan sessile dan lempeng Wilhelmy. Pada percobaan ini digunakan metode kenaikan kapiler.
                 Pipa kapiler digunakan untuk mengetahui tinggi kenaikan kapiler suatu zat. Zat yang akan diuji dimasukkan dalam botol vial. Selanjutnya pipa kapiler dimasukkan dalam cairan tersebut dan ditunggu sampai cairan tidak naik lagi. Kemudian diukur kenaikan kapiler suatu zat dengan mengamati pipa kapiler dan menghitung kenaikannya dengan menggunakan mistar yang bertujuan untuk memperjelas selisih tinggi permukaan dan menghindari kesalahan dalam perhitungan.
                 Tujuan dari percobaan kali ini adalah mempelajari dan menentukan tegangan permukaan berbagai cairan. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kenaikan kapiler. Alat yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan adalah piknometer. Piknometer digunakan untuk mengetahui kerapatan zat yang diukur dengan cara piknometer yang bersih dan kering kemudian ditimbang dan diisi dengan cairan yang akan ditentukan kerapatannya sampai penuh.
                 Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu akuades, etanol, minyak, gula, dan garam. Dan dilakukan juga penambahan konsentrasi fluida yaitu pada air dengan gula dan air dengan garam. Fungsi dari penggunaan air yang ditambahkan dengan garam ataupun gula dengan konsentrasi tertentu yaitu untuk mengetahui hubungan antara nilai konsentrasi dengan besarnya tegangan permukaan. Hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh data, untuk tegangan permukaan pada akuades yaitu 1,007 x  N/ , etanol yaitu  0,637 x  N/  dan minyak yaitu 0,805 x  N/ . Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan pada akuades memiliki hasil yang cukup berbeda dengan etanol dan minyak. Hal ini mungkin dikarenakan molekul memiliki daya tarik menarik antara molekul sejenis yang disebut dengan gaya kohesi. Gaya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair akan terjadi perbedaan  tegangan karena tidak adanya keseimbangan gaya kohesi.
                 Pada metode kenaikan kapiler, gaya yang ada antara molekul-molekul yang sama dikenal sebagai gaya kohesif. Gaya yang ada antara molekul-molekul yang tidak sama, seperti gaya antara zat cair dan dinding dari tabung kapiler gelas, dikenal sebagai gaya adesif. Bilamana gaya adesif antara molekul zat cair dan dinding kapiler itu lebih besar daripada gaya kohesif maka zat cair tersebut dikatakan membasahi dinding kapiler yaitu menjalar melalui dinding dan naik dalam tabung. Tegangan muka disebabkan molekul-molekul pada permukaan cairan mempunyai sifat-sifat khusus. Molekul pada permukaan cairan ini mengalami gaya resultan yang mengarah ke dalam cairan. Sebaliknya molekul-molekul di dalam cairan, tidak mengalami resultan tersebut, karena molekul di dalam cairan akan mengalami gaya yang sama kesegala arah.
            Hasil yang diperoleh pada penambahan konsentrasi fluida dimana dengan menggunakan akuades yang ditambahkan dengan gula maka didapatkan tegangan permukaannya yaitu  7, 05159 x  N/ dan pada akuades dengan penambahan garam didapatkan tegangan permukaannya yaitu 1,149148 x  N/ . Hasil yang diperoleh dengan penambahan gula tegangan permukaannya lebih besar dibandingkan dengan penambahan garam. Sehingga kenaikan pada pipa kapiler pada penambahan gula ketinggiannya lebih rendah dibandingkan dengan garam karena jika dengan penambahan gula akan menjadi larutan yang sedikit kental sehingga larutan tersebut tidak terlalu cepat alirannya menaiki pipa kapiler dibandingkan dengan garam.
            Percobaan penentuan tegangan permukaan dilakukan juga pengujian pengaruh suhu terhadap tegangan permukaan dimana diperoleh hasil pada sampel akuades  1,436435 x  N/ , pada sampel etanol diperoleh hasil yaitu 1,0575768 x  N/  dan pada sampel minyak diperoleh hasil yaitu  x  N/ . Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pengukuran ketinggian saat suatu cairan sampel menaiki pipa kapiler dimana pada akuades cairan yang naik pada pipa kapiler menunjukkan nilai yang paling tinggi yaitu 5,5 cm dimana pengukurannya dengan menggunakan penggaris. Sedangkan pada etanol hasilnya lebih rendah sedikit yaitu 5,1 cm dan pada minyak kenaikan cairannya hanya 2,8 cm. Hal tersebut dikarenakan minyak mempunyai viskositas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan akuades dan etanol. Walaupun dilakukan pemanasan tetap saja pada minyak tersebut sulit untuk menaiki pipa kapiler. Sehingga dapat diperoleh tegangan permukaan yang paling tinggi pada perlakuan ini yaitu terdapat pada minyak.
Karena setiap partikel dari zat, apakah itu sel, bakteri, koloid, granul atau manusia, mempunyai suatu antarmuka pada batas sekelilingnya, maka pentingnya topik ini dngan sendirinya menjadi jelas.Fenomena antrmuka dalam farmasi dan kedokteran adalah faktor-faktor yang berarti yang mempengaruhi adsorpsi obat pada bahan pembantu padat dalam bentuk sediaan, penetrasi (penembusan) molekul melalui membran biologis, pembentukan dan kestabilan emulsi, dan dispersi penyebarataan dari partikel yang tidak larut dalam media cair untuk membentuk suspensi. Sifat antarmuka dari suatu zat aktif, permukaan (surface active) yang melapisi bagian dalam dari alkoli paru-paru merupakan penyebab kerja yang efisien dari organ lain.
            Keuntungan menggunakan pipa kapiler adalah bahwa pipa kapiler mempunyyai bentuk yang sederhana, tidak ada bagian-bagian yang bergerak dan tidak mahal serta pipa kapiler juga memungkinkan tekanan dalam sisteim merata selama sistim tidak berkerja sehingga motor penggerak kompresor mempunyai moment gaya awal yang kecil. Sedangkan kerugian menggunakan pipa kapiler adalah bahwa pipa kapiler tidak dapat diatur terhadap beban yang berubah-ubah, mudah terganggu oleh adanya penyumbatan dan memerlukan pengisian refrigeran berada dekat batas
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi).
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga permukaannya seolah-olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis didalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan kebawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan.
Hubungannya tegangan permukaan dalam bidang farmasi yaitu dimana dalam mempengaruhi transfer suatu obat dari tempat pemberian ke dalam aliran darah pada bahan pembantu padat pada sediaan obat dan pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi. Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi adalah dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu pada sediaan obat. Sebagai penetrasi molekul melalui membran biologis. Sebagai pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi.







BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tegangan permukaan akuades lebih besar daripada etanol dan minyak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu semakin tinggi densitas maka semakin tinggi tegangan permukaan dan semakin tinggi suhu dan konsentrasi maka tegangan permukaannya semakin rendah.
B.       Saran
            Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya dalam melakukan praktikum lebih teliti agar hasil yang didapatkan lebih maksimal.








DAFTAR PUSTAKA
Adisalamun, Djumali, M., Ani, S., Titi, C. S., Yandra, A., 2012, Adsorpsi Surfaktan Nonionik Alkil Poliglikosida Pada Antarmuka Fluida-Fluida, Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol 9 (1): 1-5.
Bird, Tony, 1987, Kimia Fisik Untuk Universitas,  Gramedia: Jakarta.
Hartomo, A. J., dan Widiatmoko, M. C., 1993, Emulsi dan Pangan Instan Ber-Lesitin, Andi Offset: Yogyakarta.
Hidayati, S., 2009, Pengaruh Rasio Mol, Suhu dan Lama Reaksi Terhadap Tegangan Permukaan dan Stabilitas Emulsi Metil Ester Sulfonat Dari CPO, Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian, Vol 14 (1): 38-44.
Hidayati, S., Natalia, G., dan Hestuti, E., 2012, Optimasi Produksi Metil Ester Sulfonat dari Metil Ester Minyak Jelantah, Reaktor, Vol 14 (2): 165-172.
Moechtar, 1990,  Farmasi Fisika, Universitas Gadjah Mada Press: Yogyakarta.
Munson, B. R., Donald, F. Y., dan Theodore, H. O., 2004, Mekanika Fluida, Erlangga: Jakarta.
Nasution, M. Z., Ani, S., dan Irma, S., 2013, Pemisahan dan Karakterisasi Emulsifer Dalam Minyak Cacing Tanah ( Lumbricus rubellus), Jurnal Teknik Industri Pertanian, Vol 13 (3): 108-115.
Shinde, U. P., Chougule, S. S., Dighavkar, C. G., Jagadale, B. S., Halwar, D. K., 2015, International Journal Of Chemical and Physical Sciences, Vol 4 (3): 1-7.










LAMPIRAN
1.        Penentuan densitas
a.       Densitas akuades
d    =
      =
      =
      = 1,066 g/ml = 0,001066 kg/
b.      Densitas  etanol
d    =
      =
      =
      = 0,8464 g/ml = 0,0008464 kg/
c.       Densitas minyak
d    =
      =
      =
      = 0,9404 g/ml = 0,0009404 kg/
2.        Penentuan tegangan permukaan
a.       Tegangan permukaan akuades
    = . r . d . g . h
. 0,0005 m . 0,001066 kg/  . 9,8 m/  . 0,02 m
 5,2234 x N/
b.      Tegangan permukaan etanol
    = . r . d . g . h
. 0,0005 m . 0,0008464 kg/  9,8 m/  . 0,04 m
 8,29472 x N/
c.       Tegangan permukaan minyak
    = . r . d . g . h
. 0,0005 m . 0,0009404 kg/ . 9,8 m/  . 0,014 m
 3,225572 x N/
3.        Penentuan konsentrasi fluida dan pengaruh viskositas terhadap tegangan permukaan
a.       Tegangan permukaan akuades + Gula
    = . r . d. g . h
. 0,0005 m . 0,001066 kg/  . 9,8 m/  . 0,027 m
 7, 05159 x N/
b.      Tegangan permukaan akuades + Garam
    = . r . d. g . h
. 0,0005 m . 0,001066 kg/  . 9,8 m/  . 0,044 m
 1,149148 x N/
4.        Pengaruh suhu terhadap tegangan permukaan
a.       Tegangan permukaan akuades
    = . r . d. g . h
. 0,0005 m . 0,001066 kg/ . 9,8 m/  . 0,055 m
 1,436435 x N/
b.      Tegangan permukaan etanol
    = . r . d . g . h
. 0,0005 m . 0,0008464 kg/ . 9,8 m/  . 0,051 m
 1,0575768 x N/
c.       Tegangan permukaan minyak
    = . r . d . g . h
. 0,0005 m . 0,0009404 kg/ . 9,8 m/  . 0,028 m
 x N/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar