“PENGUATAN
PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN
ANAK”
Pendidikan sejak
dini begitu penting bagi anak dalam menuntut ilmu. Pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga masyarakat dan pemerintah. Sehingga
orang tua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab
sekolah. Namanya Ari seorang siswa yang sejak TK sampai kelas 6 SD, hampir
selalu dia yang jadi juara kelas. Hampir selalu dia yang jadi ketua kelas.
Artinya Ari ini memiliki kecerdasan yang hampir seimbang, antara otak kiri dan
otak kanan. Dalam bidang logika ia mahir, dalam bidang sosial dan kepemimpinan
ia juga bisa diandalkan.
Tak hanya itu, ternyata daya
kreavitisnya sangat tinggi. Daya hafalnya juga bagus. Apa yang membuatnya
sedemikian hebat? Dia bisa sedimikian hebat karena dia suka baca. Mungkin
teman-teman ada yang protes, “ itu mah bukan rahasia.” Tapi sayangnya, masih
begitu banyak orangtua yang lebih suka memberikan sajian televisi dirumahnya
ketimbang deretan buku bacaan bagi anak-anaknya. Karena televisi saat ini masih
belum bisa dipercaya sebagau penfilter informasi yang tepat bagi penontonnya.
Dalam hal ini peran keluarga sangat dibutuhkan dalam mendidik anak dengan
mengontrol aktivitas dari anaknya dan tidak berpikiran acuh bahwa dia akan
tumbuh dengan mengikuti jalur dan pasrah dengan takdir. Dan bukannya kita
melawan dari takdir tapi berusaha menjadi pribadi yang lebih baik sesuai dengan
norma-norma atau aturan didalam masyarakat.
Keluarga merupakan salah satu
kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau
unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan
perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu atap yang dipimpin
oleh seorang kepala keluarga yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial
dari tiap anggota keluarga.
Orang
tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak akan berinteraksi sebagai
lembaga pendidikan, dan disinilah dimulai suatu proses pendidikan. Karena
lingkungan keluargalah sebagai lingkungan paling utama, karena sebagian besar
kehidupan anak didalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima
anak adalah dalam keluarga dan dapat juga dikatakan bahwa keluarga merupakan
perisai atau antibodi yang dapat melindungi tubuh dari serangan benda asing
yang masuk kedalam tubuh, yang dapat menyebabkan penyakit. Dimana penyakit yang
dimaksud disini yang dapat timbul pada anak yang menjadikan akhlak anak menjadi
buruk dan kebodohan diri akibat kurangnya perhatian dari keluarga. Sehingga
pengetahuan tentang agama sejak dini sangat dibutuhkan untuk mendidik anak
karena dengan berakhlak mulia anak akan tahu apa yang baik dan buruk.
Ari sejak dini memang sudah memilki
hobi baca. Saya berpikir hebatnya pendidikan yang ditanamkan oleh orang tua
padanya. Saat anak lain dibelikan mainan dan boneka, ia dibelikan buku
bergambar yang disertai dengan belajar nulis.
Saking semangatnya baca buku, saat
baru kelas 3 SD, dia kesekoloh sudah membawa sebuah buku yang jika seusianya masih
belum layak dikatakan untuk mau membacanya untuk anak SD. Buku apa itu?
“Mujarobat Kubro”. Ia juga pernah baca buku
“9 Rahasia Doa Lulus Ujian” pasti tahu kan buku semacam apakah
“Mujarobat Kubro” ini. Dan ilmu yang didapatkan itu bukankah akan kekal dan
apalagi kita mengamalkannya sungguh luar biasa pahalanya. Jadi peran keluarga
sangatlah penting dengan menanamkan diri pada anak prinsip “Akrabi Buku”.
Subhanallah, sungguh indah jika kita
berilmu dan berakhlak mulia. Saya teringat dengan kisah Imam Syafi’i, waktu itu
ia hendak bertamu dirumah sahabatnya yaitu Imam Ahmad. Putri imam Ahmad ini
kagum pada sosok Imam Syafi’i, jadi putri Imam Ahmad ini sejak ba’da Isya
mengamati kamar Imam Syafi’i. Dimana putri Imam Ahmad ini tidak melihat Imam
Syafi’i keluar kamar untuk shalat tahajjud. Tidak pula mengambil wudhu. Imam
syafi’i baru terlihat keluar dari kamar tamu ketika adzan subuh berkumandang.
Selain itu, ada hal-hal ganjil lain
yang dilihatnya dari tamu ayahnya itu. “Wahai ayah, apakah beliau adalah Imam
Syafi’i yang kau ceritakan itu?’ tanyakan kepada Imam Ahmad. “Iya”, jawab sang
ayah, singkat. Imam Ahmad pun kemudian menyampaikan hal tersebut kepada Imam
Syafi’i tentang tidak melaksanakannya shalat tahajjud. “Semalam aku memang
tidak menunaikan shalat tahajud. Sebabnya, ketika aku hendak tidur, aku melihat
seakan-akan Al Qur’an dan hadits terpampang di depan mataku. Aku pun
menghabiskan malam dengan melakukan istinbath hukum. Alhamdulillah, tujuh puluh
dua masalah fiqih dapat kuselesaikan dalam semalam. Insya Allah semuanya
bermanfaat bagi kaum muslimin,” kata Imam Syafi’i. Karena pada waktu itu jika
Imam Syafi’i mengerjakan shalat tahajud maka sekiranya yang mendapat manfaat
hanya untuk dirinya sendiri tapi jika ia melakukan istinbath maka insyAllah
dapat juga bermanfaat bagi kaum muslimin yang lain.
Orang tua sangatlah berperan penting
dalam memberikan dukungan pendidikan pada anak, yaitu dengan membaca. Dimana
orang tua memberikan buku pada anak untuk dibaca sesuai dengan tingkatan
umurnya atau dengan membacakan buku pada anak. Membaca buku setiap hari IQ
dapat bertambah. Inilah salah satu keajaiban membaca. Ada lompatan kecerdasan
yang luar biasa terjadi. Karena membaca adalah aktivitas kompleks yang meliputi
delapan aspek: sensori, persepsi, sekuensial, pengalaman, berpikirm belajar,
asosiasi, dan afeksi.
Kebiasaan membaca yang diterapkan
pada anak sedini mungkin akan membuat anak nantinya tidak mudah terkena pikun
pada masa tua. Ada sebuah penelitian di Amerika Serikat, ternyata kegemaran
membaca buku akan membuat seseorang tidak mudah terkena pikun pada masa tua,
karena aktivitas membaca buku akan menumbuhkan dendrit, salah satu komponen
saraf terpenting dalam otak yang berfungsi mengait-kaitkan informasi, di mana
susunan saraf otak mirip jaringan kabel. Pemahaman akan sesuatu (dari objek
yang telah kita baca) akan muncul bila kabel-kabel saraf itu berhubungan jadi
harus selalu untuk distimulus dengan membaca.
Inilah
yang diterapkan oleh Ari tadi bahwa dia yakin dengan membaca itu dapat
memberikan manfaat luasnya pengetahuan, pemahaman, cara pandang, wawasan. Jadi
orang tua Ari sangat mendukung dan berusaha memfasilitasi anaknya untuk dapat
meningkatkan pengetahuannya, dengan memberikan buku bacaan pada anak. Karena
bukulah jendela dunia. Bukulah yang menjadi teman orang-orang besar dalam
sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar