Sabtu, 04 Juni 2016

Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak



“Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak”
 
(Ilustrasi)


Memasuki era globalisasi banyak fenomena-fenomena yang terjadi saat ini, dan banyak pula problema yang dihadapi oleh generasi muda masa kini dan terus berkembang pesat yang ditandai dengan perubahan tata nilai, dan seperti ada yang salah dengan pola pendidikan. Maka anak harus disiapkan sedini mungkin dari hal-hal yang dapat merusak mental dan moral anak, yaitu dengan dasar pendidikan agama dalam keluarga. Sehingga anak diharapkan mampu menyaring dan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan di masyarakat.
Pendidikan anak yang pertama dan paling utama adalah pendidikan dalam keluarga yang berperspektif islam. Selain itu pendidikan formal juga sangatlah penting bagi anak untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya. Jadi setelah anak mendapatkan pelajaran di dunia pendidikan formal dalam keluarga juga dilakukan binaan pada anak. Karena adanya ilmu tanpa agama jadinya tabu, adanya agama tanpa ilmu jadinya ragu. Dengan ilmu hidup jadi mudah, dengan agama hidup jadi terarah. Mudah, indah, terarah.
Pola pendidikan dalam keluarga yang berspektif islam sangatlah menjadi suatu kewajiban untuk dilakukan bagi para orangtua. Pendidikan ini didasarkan pada tuntutan agama Islam yang diterapkan dalam keluarga untuk membentuk anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia yang mencakup etika, moral, budi pekerti, spritual atau pemahaman dan pengalaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat melaksanakan tugas sebagai khalifah di muka bumi. Hal ini merupakan salah satu wujud dari amar makruf nahi munkar dalam kehidupan keluarga, yaitu dengan pendidikan kepada anak berdasarkan ajaran Islam.
Metode pendidikan agama dalam Islam pada dasarnya mencontoh pada perilaku Nabi Muhammad SAW dalam membina keluarga dan sahabatnya. Karena segala apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW merupakan manifestasi dari kandungan al-Qur’an. Adapun pelaksanaannya, Nabi memberikan kesempatan pada para pengikutnya untuk mengembangkan cara sendiri selama cara tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka karena dari orang tualah anak mulai menerima pendidikan. Setiap anak terdapat suatu dorongan dan daya untuk meniru, dengan dorongan ini anak dapat mengerjakan sesuatu yang dikerjakan oleh orang tuanya. Oleh karena itu orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Apa saja yang dilihat dan didengarnya selalu ditirunya. Dalam hal ini sangat diharapkan kewaspadaan, kontribusi serta perhatian yang besar dari orang tua.
Sebagai orang tua memang wajib untuk mendidik anak karena ini merupakan suatu tanggung jawab. Sehingga dapat menjadikan anak pribadi yang shaleh. Dimana tertuang dalam firman Allah SWT surat al-Tahrim ayat 6, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak. Karena dalam keluargalah anak mengawali perkembangannya. Baik perkembangan jasmani maupun perkembangan rohani. Peran keluarga dalam pendidikan anak yang paling utama adalah penanaman sikap dan nilai hidup, perkembangan bakat dan minat, serta pembinaan kepribadian. Adapun yang bertindak sebagai pendidik dalam pendidikan agama dalam keluarga ialah orang tua yaitu ayah dan ibu serta semua orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak itu seperti kakek, nenek, paman, bibi dan kakak. Namun yang paling pokok adalah ayah dan ibu.
Perlu disadari bahwa anak dilahirkan dengan membawa bakat, potensi, kemampuan serta sifat yang berbeda. Untuk itu orang tua sebagai pendidik dalam keluarga perlu memahami perkembangan jiwa anak, agar dapat menentukan metode yang sepatutnya diterapkan dalam mendidik anak-anaknya. Orang tua harus bersikap lemah lembut serta tidak boleh memaksakan metode yang tidak sesuai dengan perkembangan jiwa anak.
Anak adalah individu baru yang tidak dapat diibaratkan tanah liat yang bisa dibentuk sesuka hati oleh orang tua. Namun harus disesuaikan dengan perkembangan jiwa dan potensi anak sebagai tanda kasih sayang dan tanggung jawab moral orang tua yang dilandasi oleh sikap dipercaya dan mempunyai pola relasi hubungan antara kesadaran kewajiban dengan kepatuhan terhadap orang tua atas kesadaran tersebut.
Pendidikan agama dalam keluarga mempunyai dua arah kegunaan yaitu pertama, penanaman nilai dalam arti pandangan hidup yang kelak mewarnai perkembangan jasmani akalnya, dan kedua yaitu penanaman sikap yang kelak menjadi basis dalam menghargai guru dan pengetahuan disekolah.
Pendidikan pada anak dapat langsung dilakukan ketika anak itu sudah lahir. Upaya yang dilakukan dalam pandangan Islam yang semestinya dan saya katakan harus dilakukan orang tua dalam pendidikan anak adalah melakukan azan dan iqamah dimana dimaksudkan agar anak mendengarkan getaran-getaran kalimat panggilan agung yang mengandung kebesaran Allah SWT dan kesaksian pertama masuk Islam, mencukur rambut  pada bayi berusia 7 hari, dan melakukan aqiqah sebagai sunnah Rasulullah SAW, kemudian memberi nama yang baik, selain itu melakukan khitan untuk mengikuti ajaran Nabi dan khitan membersihkan badan, berguna bagi kesehatan. Memperkuat syahwat. Serta upaya yang dapat dilakukan orang tua yaitu dengan menyusui bayi dimana baik dalam perkembangan fisik karena susu ibu lebih baik dari pada susu buatan atau hewan.
Orang tua dalam memberikan teladan harus sesuai dengan perkembangannya sehingga anak mudah mencerna apa yang disampaikan oleh bapak ibunya. Sebagai contoh agar anak membiasakan dengan membaca doa sebelum melakukan sesuatu seperti doa sebelum makan, maka orang tua harus memberikan ajaran itu tiap hari, yaitu membaca doa sebelum makan. Yang penting bagi orang tua tampil dihadapan anak sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, niscaya semua itu akan ditirunya.
Peran keluarga dalam pendidikan anak, dimana sering memberikan nasihat pada anak. Pemberi nasihat seharusnya orang yang berwibawa di mata anak. Pemberi nasihat dalam keluarga tentunya orang tua sendiri selaku pendidik bagi anak. Anak akan mendengarkan nasihat yang diberikan tersebut serta juga bisa memberi keteladanan. Nasihat akan berhasil dalam jiwa anak, tatkala orang tua mampu memberikan keadaan yang baik. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah; 44 yang artinya: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?”.
Peran keluarga dalam pendidikan anak juga dapat diberikan dengan pendidikan perhatian bagi anak. Serta melakukan pendidikan dengan memberikan hukuman. Hukuman diberikan apabila metode-metode yang lain sudah tidak dapat merubah tingkah laku anak, atau dengan kata lain jalan terakhir yang ditempuh. Apabila ada perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran islam.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar